Postingan

Siapa Gadis Pilihan Mantanku ?

Gambar
2 november 2016 Siapa Gadis Pilihan Mantaku ?  by : Vegia Vanadya Malam ini bersama tinta yang hitam pekat ku coba goreskan lagi sebuah syair lama yang aku anggap seperti guru bagiku, yaitu "kerikil kerikil silam" .. namun sungguh tak perlu kau risaukan, ku lakukan ini hanya untuk sekedar kembali bernostalgia dengan bayangan yang telah menggores separuh relung di kesemuan jiwa.. "Jari jari kecil gadis itupun mulai menggoreskan lembaran putih di atas meja kusamnya" Dengan ditemani syahdunya rerintikan hujan ku coba menghibur laranya hatiku saat ini.. Genap satu minggu aku tak saling mengirim pesan denganya.. Yang ku tau mungkin ia telah mengirim pesan pesan singkatnya kepada apa yg telah ia pilih waktu itu.. gadis yang menjadi pujaan hati barunya.. Tentu aku tak mengenali siapa gadis itu, tapi ntah menapa kalbu seakan goyah kembali untuk hanya bertanya, apakah dia seorang gadis berkerudunng panjang layaknya gadis gadis yang berlalu lalang dihadapanku?...

Rindu

Gambar
2 Desember 2016 Rindu.... by : Vegia Vanadya Beberapa buku yang ku baca adalah diantanya tentang cinta.. Menyingkap halaman demi hamalam pada setiap jeruji diksi.. Mengandai andai bahwa angin akan menyapa dia untukku.. Aku pernah tau bahwa cinta adalah rindu yang terselubung.. Saat hati mulai terlelap dalam kesunyian malam. Itu adalah pertanda bahwa sedang ada kerinduan yang mencoba memikat.  Namun, boleh kah rindu itu bercengkrama sedang raga tak menyelipkan cincin ikatan dijari manis ? Ntahlah.. Rerintikan hujan malam itu membawa ingatanku pada dia.. Luka yg pernah datang hingga tak pernah lagi ku sapa kian memulih karena nya.. Namun tetap saja aku tak boleh merindukan nya..  Aku hanya bisa menyapanya lewat kata semoga.. Aku hanya boleh memanggilnya lewat angin yang seketika datang kemudian pergi tanpa memberi kabar kembali apakah dia juga menuliskan kata rindu untuk ku.. Atau rindu itu hanya menyapa diriku saja, dan tidak untuknya.....

"Abi" Panggilan untuk Sosok Imamku

Gambar
11 November 2016 "Abi" Panggilan untuk Sosok Imamku by : Vegia Vanadya Ntah mengapa baru baru ini aku begitu berani membicarakan cinta, padahal aku sendiri tak mengerti betul untuk apa cinta ? Mengapa cinta dilahirkan ? Dan bagaimana cara mencintai ? Baru baru ini pula aku mulai menggoreskan lagi tinta yang sebelumnya sudah lama tak ku sentuh hingga menyisakan usang di sekat sekat rak buku yang berserakan.. Atau mungkin sendi yang melingkari jari mulai jenuh melihat gejolak sekujur tubuh yang malas dan selalu tersipuh pada titik beku yang kaku.. Dari sudut pagar di halaman rumah tampak seorang wanita jelita tengah asyik menyoretkan tintah hitamnya dengan ditemani burung yang berkicauan seakan bernyanyi bahagia . Namun, beberapa saat kala itu seorang gadis berkedung merah maroon yang berusia 20 tahun terlihat kalut terbawa senjanya awan dan lamunan yg kusut.. Iya, Dia adalah seorang gadis yang tahun lalu di khitbah oleh pria kelahiran pulau A yang sampai deti...

Hujan ( karena Aku tak Ingin Libatkan Engkau)

Gambar
2 Februari 2016 Hujan  ( karena Aku tak Ingin Libatkan Engkau ) by : Vegia Vanadya 24 Januari 2010 “Seuntai cerita mungkin tak akan lebih indah dari sepucuk rasa… Sekeping rindu pun takkan lebih berharga dari sandaran sujud.. Sungguh, Dia pemberi cinta dan mendatangkan kedamaian.. Mana mungkin angin bisa berbohong pada hujan.. Mana mungkin embun enggan menyapa senja.. Sedang malam tak kunjung lelah berlabuh pada semilir pagi nan syahdu..” Ku tulis kembali kalimat rinduku.. Jika dia menyisakan  jenuh, maka kau boleh tuk sekedar  diamkan saja.. Karena dia akan tenggalam bersama fajar yang akan datang esok pagi.. Aku juga tak paham mengapa waktu itu hujan seakan membenciku.. sehingga bola mataku berlinang begitu saja.. Sekujur tubuh terasa kaku tak kuasa tuk berlari.. Iya, aku benar benar tak tau arah lagi.. Kala yang membuatku begitu kalut, hingga ku pilih tuk mengirimkan surat itu.. Huruf yang berkali kali ...

Ku ucapkan "Selamat Tinggal Rindu"

Gambar
Selamat Tinggal Rindu Vegia Vanadya, 16 januari 2016 “Halo rindu.. Ku harap kau sekarang bisa tenang bersama detak jantung yang berdenyut beriringan dengan waktu.. Ku harap pula kau tak akan memberontak lagi seperti ombak yang menyambar keras bebatuan pesisir.. Sekarang aku hanya ingin kita berdamai… Aku berdamai dengan rasa yang pernah belabuh,, Dan engkau berdamai dengan angan yang pernah bermimpi untuk bersatu.. Rasanya memang tak begitu menyenangkan.. Tapi bagaimanapun aku harus mengubur rinduku.. Bukan karena hujan tak menyambut lirihku lagi.. Ataupun   karena aku enggan untuk rindu tentangnya lagi.. Hanya saja, rasa rindu itu biar terbingkai di dalam hati kecilku bersama sekat yang akan menemaninya.. Dengan begitu ia akan tampak tenang seperti embun senja yang damai.. Aku memang tak begitu berharap jika bingkai itu kelak akan bersanding dengan pemilik rindu ini.. Namun, aku hanya ingin mencoba untuk menyimpan sat...

Masih pada Rindu yang Sama

Gambar
Sajak Sajak Malamku  ( Masih pada Rindu yang Sama) Izinkan aku tuk menulis sajak  yang tiba tiba saja berbisik agar aku tak menolak berdialog dengan malam yang tak begitu panjang ini.. Begitu lantang tertulis untukmu  yang pernah menyapa dan pernah menyisakan suka.. Aku tak terlalu berharap kau datang setelah kau membacanya..  Hanya saja kau perlu tau bahwa sejak kau menyapa kala itu, hal itu menjadi perbincangaku dengan Tuhanku .. Lalu, jika kau ingin tau apa aku bahagia dengan situasi seperti in ? Tentu saja .. karena bagaimanapun aku bisa bahagia dengan hanya menulis semua tentangmu dalam sajak sajak malamku meski kau tak lagi menyapaku.. Dan ntah mengapa hal itu bukan menjadi alasanku untuk tak bahagia.. Kau membuatku semakin  yakin bahwa kau  memang pantas diperbincangkan .. ”Semilir angin terasa menyatu tepat pada jarum jam yang kaku.. Ku sapa kembali hati yang begitu rusuh bersama rindu yang dingin memb...

Diary ( tentang sebuah rindu )

Gambar
Diary  ( tentang sebuah rindu) Memang terkadang sepi seakan telah menyatu dalam jiwa..Dan sunyi telah menjadi akar dalam sebuah rindu.. Bagiamana tidak? Aku begitu larut dalam harapan ku.. ketika aku yakin bahwa dia tetap pilihanku.. namun, payung tetap tak bisa menyanggahku dari derainya hujan.. dan petir tetap menyambar meski kabut tak pekat lagi.. Iya, aku terkubur dalam sebuah angan yang mengajakku yakin bahwa dia memang untuk ku.. Menepi dalam kelam, dan menghilang tanpa terang.. Rindu yang tak sama sekali ku harapkan kembali menggema dalam sukma yang lemah..   Iya, inilah takdir.. aku memilih dia yang bukan untukku.. merindu dengan hati yang tak tertuju padaku, dan  meyakini kasih yang tak kan pernah sampai .. Andai saja dari awal aku tak memiliki rasa ini, mungkin sajak sajak ini takkan pernah berseru.. demikian pula ragaku, andai saja aku tak mengenalmu, mungkin kalbu takkan pernah sesesak ini.. Ntah, apa yang akan  terjadi selanjutnya.. ...