Diary ( tentang sebuah rindu )
Diary
( tentang sebuah rindu)
Memang terkadang sepi seakan
telah menyatu dalam jiwa..Dan sunyi telah menjadi akar dalam sebuah rindu..
Bagiamana tidak? Aku begitu larut dalam harapan ku.. ketika aku yakin bahwa dia
tetap pilihanku.. namun, payung tetap tak bisa menyanggahku dari derainya
hujan.. dan petir tetap menyambar meski kabut tak pekat lagi.. Iya, aku terkubur
dalam sebuah angan yang mengajakku yakin bahwa dia memang untuk ku..
Menepi dalam kelam, dan
menghilang tanpa terang.. Rindu yang tak sama sekali ku harapkan kembali
menggema dalam sukma yang lemah..
Iya, inilah takdir.. aku memilih
dia yang bukan untukku.. merindu dengan hati yang tak tertuju padaku, dan meyakini kasih yang tak kan pernah sampai .. Andai
saja dari awal aku tak memiliki rasa ini, mungkin sajak sajak ini takkan pernah
berseru.. demikian pula ragaku, andai saja aku tak mengenalmu, mungkin kalbu
takkan pernah sesesak ini.. Ntah, apa yang akan terjadi selanjutnya..
Terus menerus ku coba tata ulang
huruf hingga menciptkan satu makna.. ku
rangkai pula cerita seakan aku yang ada dalam cerita.. Padahal semua takkan
bisa mengetuk relungmu.. Benar, aku yang semula tak pandai dalam berkata kian
merangkai syair yang aku sendiri tak paham untuk apa..
Ntah lah, ini hanya sebuah catatan
kecilku yang akan selalu ku tulis untuk siapun itu yang ku harapkan.. apakah
itu engkau, atau dia yang sering melihatku dari sudut kota ini, semua tak begitu
kuharapkan..
Malam yang panjangpun selalu ku iringi dengan
catatan catatan keci inil, dan engkau
adalah sala satu tokoh yang ada di dalamnya. Harusnya engkau paham apa yang
telah terungkap, namun kenapa kau hanya tersenyum seakan menganggapku menulis
ini untuk orang lain dengan alur yang
serupa ?
Aku seperti mawar yang tak
bertangkai, Layu, kemudian gugur tanpa jejak..
Menyapa hening dalam suara yang takkan sudi tuk berseru.. Oh Tuhan, terimakasih
telah menciptakan hati yang kuat.. andai saja hati ini tercipta dari abu,
mungkin dia takkan bertahan lama karena api kerap kali menyembarnya?
Pupus dalam diam sama sekali tak bisa menjawab keluh kesah raga
.. Ku coba lagi tuk melukis dalam warna merah merona, namun mendung kembali membuat
asa tak mampu berdiri tegap, sampai akhirnya ku terlelap bersama embun malam yang seakan merintih lirih pada
hati yang sendiri..
Komentar
Posting Komentar