Postingan

Sepenggal Diri

Gambar
Sepenggal Diri Oleh: Vegia Vanadya Tidakkah kita tau bahwa masing masing atas apa yang ada pada diri ini telah menjelma seperti jangka masa yang setia menjadi teman  hingga berada pada titik ini.. Lalu, sudahkan bersyukur atas itu? *** Apa kabar asa dan cita ? Hmm, masih dalam ambang yang sukar di padang mata... Sudahkah kau bahagia tanpa mereka? Ntahlah, ku rasa ilalang dalam belukar telah menelan sebagiannya... Aku bukan lain adalah tanah yang tak ada warna... Ku penggal jasad hingga ia hilang tanpa terka... *** Wahai diri dalam sepenggal hati... kau hanya pandai berkeluh kesah... Padahal bukankah  kau hanya lelah ? *** Mari berhenti dan menepi... Meskipun sebagian hati mungkin telah mati, Percayalah ia takkan roboh karena ia tercipta atas janji dengan Ilahi.. *** Lalu atas apa yang telah menimpa diri... Mari lantunkan syair terima dan kasih... terima atas apa yang sudah Tuhan beri... dan kasih terhadap nikmat yang datang tanpa henti.. Untuk itu...

Jenuh

Gambar
JENUH @sajakbermusim @vegia vanadya Pernahkah kau berada pada titik kau jenuh? Iya, ku rasa setiap orang di antara seluruh manusia akan rasakan itu. Kemarin ia pun datang kepadaku. Titik yang kadang benar benar membuat setiap orang yang rasakan telah hilang arah. Karena hal itu, hari ini aku ingin sedikit berbagi agar kita saling mengingatkan dan belajar atas hidup yang sudah kita lalui. Ku mulai dari kata, kepada waktu yang telah menjadi saksi, terimakasih telah membawa usiaku pada titik ini. Dewasa? Tentu saja belum. Masih panjang perjalanan untuk sampai di tahap itu.. Teruntuk kau, seseorang sedang berada di titik ini. Mari kita berkaca, tentang apa yang sudah pernah kita capai. Tersenyum untuk dunia? Iya, Itu adalah pencapaian sederhana yang ku rasa setiap hari bisa kau lalui, namun ia terasa sulit ketika dunia sedang tak bepihak kepadamu. Menganggap dunia adalah tempat yang paling buruk, iya aku pernah rasakan itu. Ntah bagaimana denganmu, ku harap tak sep

Jatidiri Wanita Muslimah (Resume 1)

Yogyakarta, 19 Maret 2018 bismillahirrahmanirrahim... Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh selamat datang di blog vegia vanadya.. hari ini memang sengaja saya tuliskan khusus untuk menjadi pengingat diri saya sendiri. saya ingin hari ini menjadi saksi bahwa saya tetap harus menulis apapun itu.. saya harus mulai membiasakan diri saya untuk mencatat setiap apa yang ingin saya pikirkan.. mungkin bisa diakatakan saya bukanlah orang yang konsisten dalam menulis ya dalam bahasa agamnya biasanya disebut dengan istiqomah,hehe.. Tapi jujur saja menulis adalah hal yang paling saya senangi setelah tidur dan makan. Karena ketika saya menulis saya lebih percaya diri untuk menyampaikan apa yang sedang saya pikirkan.. saya bukanlah orang yang pandai berdialektika dihadapan orang banyak, terkadang apa yang ingin saya sampaikan tidak sesuai dengan bahasa yang saya gunakan, karena itu saya lebih senang menulis.. karena pesan yang ada di dalam saraf otak saya lebih mudah ditua

Dan Ku Harap Ini bukanlah Lalu yang Akan Pergi

Gambar
                            Aku...                                           Oleh Vegia Vanadya Bisakah aku menulis syair romatis ini untuk seseorang ? Akankan aku bisa menjadi tokoh utama dalam syairku sendiri ? Benakku terlalu kaku untuk berbicara tentang itu.. Waktu yang bergulir merayuku untuk bercengkrama dengan heningnya malam ini.. Namun sepertinya aku kalah.. Susunan abjad di sela-sela hati mulai tak terarah hingga membuatku lara.. Iya, memang sepertinya waktu sedang mengujiku untuk bersabar.. Ntah akan bertahan seribu tahun atau bahkan lusa aku bukan siapa siapa.. Terkadang aku bernafas sambil mengingat pujangga datang dengan setangkai bunga.. Terkadang pula aku berjalan sambil merasa mengenggam cita bersama.. Sepasang bola mata ini sepertinya benar telah terpanah asmara.. Tak lekang oleh senja, aku merasa pandangku tetap sama.. Tak terhingga oleh jarak yang memisah ku harap semua bukah hal yang hampa.. Dan ku harap ini bukan hanya lalu yang akan pergi..

Sudah, Ku Coba tuk Cukupkan Saja

Gambar
Sudah... Ku tuk Cukupkan Saja   Hallo.. sudah lama tak bersua Apa kabar rindu ? Masihkah ada celah untuk sekedar menyapa ? Ternyata masih.. Senang rasanya disapa kala aku tak berharap kau menyapa.. Terasa seperti angin yang lalu kemudian bersua kembali.. Paham tak paham, hanya aku yang paham.. Sedang dia mungkin tak tau menahu .. Sudahlah.. Mungkin sudah saatnya menata ulang hati, agar ia tak bergebu gebu lagi.. Lalu... Duduk manis di bawah atap kabut ? Atau mengubur, bahkan melenyapkannya ? Mungkin tidak dari keduanya.. Karena ku rasa aku tak perlu melakukan keduanya.. Semua cukup ku simpan pada barisan abjad catatan kecilku.. Dan aku hanya perlu beberapa waktu saja agar semua bisa tertata dan baik baik saja.. Iya, seperti inilah adanya.. Aku membuktikan bahwa aku masih tetap manis dengan senyumanku.. Meski kau tak melihatnya.. biarlah semut semut kecil yang berada disekeliling

Karena Jodoh takkan Pernah Terduga

Gambar
7 Februari 2016 Karena Jodoh tak Pernah Terduga by Vegia V Tak selamanya cinta itu mengekang dalam kalbu.. Tak selamanya pula rindu itu bisu dalam syahdu.. Karena sungguh ia akan tetap pulang membawa syair semanis madu.. Itulah pembukan untuk”Dia”,  sosok yang tak terduga..  Ketika waktu menyeruh dalam malam ku bertanya, apakah ini yang jawaban atas jodoh yang pernah terpiinta ? Malam itu, aku berencana  pulang ke kampung halaman yang berada di sebelah Barat kota Jogja. Tak perlu ku menyebutnya. Kejadian yang tak tertuga terjadi kepadaku.. Ntahlah apakah ini yang disebut sebagai  takdir atau aku saja yang begitu ceroboh. Tiket yang telah terbeli oleh ku dihari sebelumnya  ternyata tak sesuai dengan jadwal yang membuatku datang ke stasiun malam itu. Begitu cerobohnya pikirku. Benar, aku memang gadis yang begitu ceroboh.. Seringkali hal yang harusnya diutamakan terabaikan oleh ku begitu saja.. Dengan tiket yang berbeda, pada malam berikutnya aku kemba

Ketika Aku Mengira Kau adalah Jodohku

Semoga menginspirasi :) Di malam itu ku tulis sebuah nama yg selama ini selalu aku kagumi, yaitu "A" orang yg telah mengungkapkan perasaannya kepadaku 2 tahun yang lalu.. saat itu tak tau kenapa aku merasa bahwa dialah jodohku, orang yang selalu aku dambakan sampai akhirnya aku lalai dan aku melupakan Tuhan ku.. aku menjadikan dia prioritas utama.. Singkat cerita di tahun pertama saat itu, terlintas dipikiran bahwa aku berencana untuk menyudahi hubungan yang telah terjalin itu, namun ntah mengapa hati dan pikiran terus memberontak hingga lisan tak mampu mengucapkan kalimat "aku pamit" . Tentu lingkungan sangat berpengaruh bagiku, salah satu sahabatku bernama 'B' yang selalu menghabiskan waktu dengan ku, selalu ku pinta dia untuk memberi masukan agar hatiku menjadi kuat untuk menjalankan tujuan awalku.. Waktu yang bergulir begitu cepat hingga menyiksa batin yang selalu memberontak itu.. dimana pikiran selalu melintaskan kata "cinta" namun hati